Untuk Mr "N" yang berhasil merusak kebahagiaan keluarga saya.. Hampir 20 tahun berlalu sejak 1999.. Saat itu saya masih terlalu kecil tetapi saya tahu segalanya. Saya mengingat setiap kejadian kejadian yang saya alami sejak kecil. Saya tidak sedang berusaha membuka kembali masalah dengan anda, atau ibu saya. Saya juga tidak berusaha memperbaiki hubungan saya dengan ibu saya yang sudah rusak. Karena kamu.. Iya kamu.. Buat saya sudah gak ada gunanya lagi, tapi saya mengungkapkan ini, isi hati seorang anak yang kehilangan kebahagiaan kecilnya dalam keluarga karena ibunya di rebut kamu. Saya masih ingat betul bagaimana ibu saya mengencet saya di pagar rumah di Jelambar saat dia saya larang untuk pergi. Saya tau, waktu itu ibu saya mau ketemu kamu. Si penghancur keluarga orang. Tau kah kamu pengorbanan yang saya harus terima setelah ibu saya kamu rebut? Saya tidak punya hubungan baik dengan ibu saya sejak 1999 itu.. Ibu saya sering kali marah, berusaha menyalahkan semua yang dia bisa persalahkan.. Hanya untuk berpisah dengan bapak saya dan bersama kamu. Saat saya SMP, saya tidak pernah bisa bicara langsung dengan ibu saya, pasti adik, kakak atau siapapun dirumah menjadi pengantara kami bicara, walaupun jaraknya hanya dari meja kaca ke kasur didalam kamar yang ukurannya gak lebih dari 3 x 4 meter. SMP ibu saya sering kabur dari rumah, untuk kamu.. Untuk bertemu, bercinta dan bersama kamu.. Kami dirumah… Saya, kakak dan adik menunggu ibu saat ulang tahunnya untuk merayakan bersama.. Tapi kamu membawanya pergi dari kami yang menanti dengan pesta kecil. Saya gak bisa bayangkan bagaimana perasaan ayah saya saat itu.. Menunggu istrinya pulang kerumah, sementara istrinya baru pulang 2 hari kemudian. Habis merayakan ulang tahun di kota lain bersama selingkuhannya. Saya menanti ibu saya.. Begadang.. Kala SMP saya harus dijauhi teman gereja saya karena mereka dimarahi sama ibu saya dengan alasan saya mau ujian. Saat itu saya kehilangan banyak teman. Ibu saya mengancam kalau saya gak lulus karena kebanyakan main.. Lalu saya menjanjikan ibu saya nilai yang baik, dan dia juga katanya akan datang sendiri kalau nilai saya bagus. Tapi saat itu lagi lagi MR "N" bawa kabur ibu saya.. Saya menanti kedatangan ibu disekolah.. Nilai matematika saya 9 Bu, lulus dengan nilai baik. Semua teman mengambil nilai ujian dengan orang tuanya.. Saya menunggu sampai sekolah mau tutup, ibu saya tidak datang. Saya tau dia sedang bersama kamu, asik berduaan bak orang dimabuk cinta, dan saya menangis disekolah. Bisa kamu bayangkan sakit hatinya saya saat itu? Saya terlahir dengan sakit jantung bocor bawaan.. Bahkan sampai sekarang diikuti sakit jantung koroner atau iskemik. Tidak kah kamu peduli bu? Apa yang ada di pikiran mu bu? Apalagi ketika melihat anaknya jatuh sakit karena jantung, ketika bertengkar dengan mu bu? Tidak kah kamu peduli saat itu bu? Kenapa keluar kata kata "biarin aja pak.. Ga usah ditolongin.. Biarin aja disitu.." ketika saya jatuh karena jantung saya sakit..? Emosi saya sangat memuncak bu saat itu.. Karena ibu memaksa, memancing emosi saya untuk memukul ibu.. Saya tau jantung saya gak kuat seperti dulu sejak ditambah jantung koroner ini.. Dan ketika emosi saya dipancing, saya jatuh sakit, ibu tidak peduli.. Itu lebih menyakitkan saya bu.. Saya tau setiap kali kamu sms ibu saya, menanyakan apa yang bisa kamu peroleh kalau ibu saya meninggalkan ayah saya dan bersama kamu.. Sedangkan ayah dan ibu saya sudah menikah 20 tahun lebih dan sudah mendapatkan 3 anak. Ibu dan MR "N"… saya tau kalian sedang dimabuk cinta sejak kalian bertemu di reuni SMP 82 dulu. Saya tau ibu sangat menyalahkan saya karena saya berbeda dengan kakak dan adik saya. Ibu menganggap bahwa apa yang saya alami adalah kesalahan saya yang tidak menurut, karena kakak dan adik saya tidak begitu. Masa sekolah saya tidak di isi dengan kenangan baik, kuliah saya hancur, saya pun merasa hidup saya hancur.. Karena keluarga adalah kebahagiaan yang saya nantikan sejak lama. Saya tau kamu gak peduli tentang saya bu… Maka-nya saya mengambil langkah sendiri. Langkah yang membuat saya bisa melanjutkan hidup, walau sambil menangis dan tertatih.. Banyak malam yang saya lewati hanya dengan tangis, depresi, dan rasa sakit yang tidak tertahankan. Hanya bayangan keluarga yang utuh, ibu yang menyayangi saya, seperti ibu menyayagi adik saya lah yang ada dipikiran. Sisanya, tangis saya di isi rasa sakit bagaimana ibu memperlakukan saya.. bagaimana ibu tidak peduli pada saya.. Apakah kamu tau bu.. berapa banyak orang yang saya panggil "Mami / ibu" dan saya anggap seperti ibu saya, pengganti keluarga saya yang hilang..? apakah ibu tau bahwa saya berusaha masuk dikeluarga orang lain, hanya ingin merasakan indahnya punya keluarga? Rusaknya hubungan saya dan ibu pun di ikuti rusaknya hubungan saya dengan kakak dan adik saya. Padahal, saya dulu bahagia ada keluarga walaupun ribut kecil, tapi itulah keluarga.. Akan kembali walaupun ribut, walaupun bermasalah, akan support… Tapi itu keluarga orang lain, bukan keluarga saya.. Keluarga saya dulu, kami selalu liburan bersama.. Liburan terakhir adalah ke Anyer sebelum keluarga saya terpisah.. Setelah itu kami ke Bali waktu saya SMP. Tapi kondisi sudah sangat jauh berbeda, ibu sudah beranjak menjauh.. Untuk MR "N"… apakah kamu bahagia bersama ibu saya sekarang? Apakah kamu bahagia melihat keluarga saya terpecah sekarang? Untuk ibu saya.. Apakah ibu bahagia bersama Nurahman sekarang? Apa ibu bahagia pernah memukuli saya? Apa ibu bahagia melihat keluarga kita hancur sekarang? Apa ibu sudah puas dengan semua harta yang kamu jual untuk kepentingan mu bu? Apa yang ibu dapatkan dari Nurahman sekarang bu? Apa ibu tinggal bersama dia? Menurut cerita tante tante saya, ibu tidak bahagia, ibu menderita.. Penderitaan saya jauh dari tahun 1999 bu.. Sejak saya sadar ibu selingkuh dan berniat meninggalkan keluarga.. Bu, ibu mengatakan bahwa ibu menyayangi saya? Apa benar bu? Tapi kenapa yang saya dapatkan dan rasakan berbeda? Sampai teman teman saya pun membenci ibu.. Entah karena ibu menyerang mereka.. Atau ibu memakai nama mereka untuk menyerang saya? Bahkan asisten rumah tangga saya pun bertanya, "itu ibu kandung?" mereka bisa melihat bu, perlakuan ibu berbeda. Mereka bisa bersaksi bahwa ibu tidak pedulikan saya. Kita semakin tua bu.. Ibu sudah 55 lebih, hampir 20 tahun meninggalkan keluarga.. Apa perasaan mu bu? Yang aku rasakan, sakit ini tidak bisa hilang bu.. Selama saya hidup, segala macam bentuk tuduhanmu dan kehilangan mu adalah luka saya yang paling dalam bu.. Tidak ada orang yang mampu menyakiti saya sedalam kamu bu.. Saya pun menulis ini sambil menangis.. Sering kali saya berusaha menghindar dari ibu.. Saya berusaha lari sejauh mungkin, meyakinkan hati saya bahwa saya hidup seorang diri. Menenangkan hati saya bahwa saya tidak punya siapa siapa. Saya hanya bergantung sama pacar, dengan harapan bisa membentuk keluarga kecil yang hilang dari diri saya. Ibu dari dulu selalu terlihat baik hati, dermawan, suka menolong dan image baik lainnya. Tapi yang saya rasakan sebagai anak, ketika saya mau dibuang di kali Grogol belakang Indosiar, ketika saya di gencet dipager, ketika saya ibu telanjangi, ketika saya ibu pukuli, ketika saya ibu tuduh memakai narkoba, menjadi selingkuhan pejabat dan tuduhan tuduhan lainnya itu sakit bu.. Yang saya rasakan hanya saya ingin pergi dari ibu.. Apa yang ibu rasakan waktu melakukan itu semua bu? Apa yang ibu rasakan waktu membaca rekap ini bu? Bu, apa yang ibu dapatkan dr MR "N" sehingga tidak memikirkan anak anak ibu? Mungkin ibu terlalu benci sama saya, gak apa.. Tapi ketika ibu berselingkuh, apakah gak kebayang muka anak anak ibu yang lain? Muka mas Andri, muka dek cuit? Saya pun pernah berkesperimen bu.. Saya mau coba ada di posisi ibu, berselingkuh dengan orang lain ketika pacaran.. Rasanya gak bisa bu… ga tega dan ga bisa melanjutkan.. Saya baru dengar omongan kalau akhir akhir ini ibu memikirkan bagaimana kalau adik saya menikah? Apa yang akan terjadi? Dan kabarnya ibu menanyakan masa iya mau dilihat hidup ibunya begini begini terus? Pernahkah memikirkan kehidupan ku bu? Bagaimana aku melanjutkan hidup tanpa keluarga? Hanya dibayangi dengan perpecahan dan rasa saling tidak percaya satu sama lain.. Apakah ibu memikirkan hari hari dimana saya menangis karena membayangkan hidup berkeluarga yang utuh? Saya sering bu.. Membayangkan apa jadinya saya kalau keluarga saya utuh.. Hidup dengan ibu, bapak, kakak dan adik saya, sampai besar, kuliah, pacaran, lulus kuliah, menikah… melihat setiap keluarga yang datang kegereja, atau tempat lain yang bisa saya temui, saya menangis.. Apalagi mendatangi tempat tempat yang keluarga kita suka kunjungi dulu.. Apa ibu tau saya suka mendatangi rumah lama kita, hanya untuk mengenang masa kecil saya bersama keluarga dulu..? Apa ibu tau setiap kekacauan dalam pekerjaan saya, dan saya kembali dalam masalah keluarga saya yang berdampak psikologis? Depresi, bipolar, sampai diberikan obat agar sembuh.. Walau ibu tidak mengakui saya sakit karena sikap ibu dan keluarga.. Tapi saya berusaha sembuh dan melanjutkan hidup.. MR "N".. Sekarang kamu tau betapa saya kehilangan keluarga saya.. Sederhana, tidak berlebih, tapi selalu saya nantikan.. Bahkan sampai saat ini.. Beberapa waktu lalu ada pertanyaan yang membuat saya marah sekaligus sangat sedih.. " aku bingung sama sikap mu… kamu masih mengharapkan mama mu ya?" Sikap yang dia maksud adalah sikap ku menjauhi ibu sebisa mungkin.. Dan ya.. Memang benar aku masih mengharapkan ibuku, walau ku tau itu gak mungkin.. Tapi mendengar pertanyaan itu rasanya hancur.. Kenapa? Karena saya dari dulu selalu berharap keluarga saya kembali utuh, seperti jaman kecil. Walaupun sekarang bapak sudah pensiun, ga ada penghasilan, hidup seadanya, dan ibu juga dengan keadaanmu yang entah bagaimana.. Aku masih berharap, dan sangat tau bahwa itu gak mungkin.. Saya juga tau hati saya sangat keras.. kenapa sih gak maafin aja mamanya? Kan namanya ibu sendiri.. Atau Ketika orang bertanya demikian.. Jawabannya nomor satu adalah trauma dan luka. 2 itu tidak bisa hilang. Jawaban berikutnya adalah "apa yang mau di maafin kalau ibunya aja gak pernah merasa itu salah, dan gak pernah minta maaf?" jawaban terakhir.. "kalau memang memaafkan, biar Tuhan yang membantu saya, karena saya sebagai manusia sudah tidak mampu rasanya menahan luka dan memaafkan.. Biar Tuhan yang mengangkat luka dan memaafkan.." kata kata ini selalu saya ucapkan setiap orang bertanya.. Karena ketika ibu hilang bersama MR "N", kebahagiaan masa sekolah dan kebersamaan keluarga saya pun ikut hilang tak tergantikan..
MR "N".. Sekarang mungkin kamu juga sudah tidak pedulikan ibu saya ketika ibu memasuki usia senja.. Sama seperti yang ibu saya lakukan kepada ayah saya dulu ketika bapak memasuki usia senjanya.. MR "N", keluarga inti mu mungkin tidak seperti keluarga saya.. Tapi apa yang saya alami, saya percaya karma itu ada di keturunan kamu. Saya tidak perlu melihat, saya tidak perlu mendengar.. Saya tau karma itu ada untuk kamu nantinya. Atau mungkin sekarang sudah.. Buat saya ini seperti pelajaran.. Betapa mahalnya keluarga untuk saya.. Saya harus mengorbankan masa sekolah hingga kuliah secara tidak langsung agar bisa melepas ibu saya bahagia dengan MR "N". Saya harus berjuang dalam pekerjaan, yang sering kali terganggu kalau psikologis saya yang tiba tiba bisa labil.. Dan bangkit sekuat mungkin dengan keyakinan ibu saya tidak mungkin kembali, ibu saya tidak peduli dengan keluarga yang hancur, atau bahkan hati saya yang terluka.. Ini semua yang saya ingin katakan.. Sebagai penutup, saya sudah berjuang sekian lama, berdoa dan berusaha.. Terlebih untuk bisa hidup lepas dari semua luka dan trauma ini. Mungkin kalian gak lihat, gak perlu terlihat.. Saya masih baik baik saja selama tanpa ibu saya sekarang ini, dan sampai sekarang masih menghindar sebisa mungkin dari ibu saya.. Walaupun Alkitab berkata untuk menghormati, menghargai orang tua.. Percayalah saya berusaha.. Saya gak tau caranya.. Berharap Tuhan mau membantu saya terakhir kalinya untuk saya bisa melihat keluarga saya. Tulisan ini saya buat bukan untuk membuat semua orang tau tentang apa yang ibu saya lakukan kepada saya. Bukan untuk mengungkap kebusukan MR " N" dalam menghancurkan keluarga saya.. Tulisan ini saya buat supaya ibu saya memahami kenapa saya dan ibu saya tidak lagi bisa akur. Untuk MR "N", saya berdoa semoga Tuhan mengampuni dosamu yang telah menghancurkan keluarga saya. Your daughter, -Ayaa-
8 Comments
david chandra
3/9/2017 07:06:37
ganasnya ombak asmara ~* beban psikologis berat yang harus ditanggung seorang anak... banyak org berkisah; satu keluarga anak 3, yang tengah biasanya beda... dalam bersikap, dalam merespon situasi, dibanding kakak & adiknya... - tapi saya percaya, semua yang terjadi bukan tanpa arti... - tentunya semua tetap membekas... org. jawa bilang: tatu dadi sangu... & beban itu adalah bekal... untuk hidup lebih baik di kemudian hari...
Reply
Audrey
3/10/2017 12:20:34
Hey Dave! Yah.. begitulah.. u know the story..
Reply
It's me
3/9/2017 07:07:32
Semoga semua bisa jadi lebih baik ya...tetap semangat aya
Reply
Audrey
3/10/2017 12:21:28
Hey There! lebih baik apanya dulu nih.. hehe..
Reply
It's me (again)
3/11/2017 04:38:25
Well, judy garland says "chin up,cheerio, carry on". G semudah yg dibilang sih.
Audrey
3/15/2017 02:10:58
I am getting better everyday kok.. =)
Reply
Nadet
3/10/2017 17:26:14
Ayaaa.. yang tabah & sabar ya... It must be really tough for you... Segala cobaan pasti ada makna dibaliknya.. sakit hatimu pasti begitu dalam... Kanu yang kuat ya dan tau, kamu gk pernah sendiri. He is always there with you, crying with you and make you stronger each day :) Tuhan pasta ada rencanaNya sendiri yang terindah untukmu.. Biar hidupmu kedepannya lebih baik ya dg tmn2 dan org2 yg kamu sayangi.. xx
Reply
3/12/2017 13:11:10
Hey Nadet!!
Reply
Leave a Reply. |
About AuthorAudria Klara TOPICS
All
Archives
December 2017
|
Photo used under Creative Commons from nparekhcards